
Jogja – KabarTerkiniNews – Dalam transaksi keuangan internasional, perumpamaan kurs atau nilai tukar sungguh penting untuk dipahami, utamanya di saat menukar mata duit asing. Salah satu hal fundamental yang perlu dikenali yakni perbedaan Kurs Jual Beli, sebab kedua jenis kurs ini menyeleksi berapa rupiah yang mesti dibayarkan atau diterima di saat bertransaksi dengan mata duit asing. Memahami perbedaan ini akan menolong Anda menghasilkan keputusan finansial yang lebih tepat, baik di saat bepergian ke luar negeri, menerima kiriman uang, maupun berinvestasi.
Menurut Yenni Arfah dkk dalam buku Indeks LQ45 Sebelum Dan Selama Pandemi Covid-19, nilai tukar atau kurs yakni jumlah satuan mata duit nasional yang diinginkan untuk menerima satu unit mata duit asing. Kurs merefleksikan harga relatif antara dua mata duit dan dipengaruhi oleh ajakan dan penawaran di pasar valuta asing. Kurs terbagi ke dalam dua jenis, yakni kurs jual dan kurs beli.
Lantas, apakah perbedaan Kurs Jual Beli? Mari simak pembahasan di bawah ini untuk memahaminya!
Perbedaan Kurs Jual dan Kurs Beli
Dalam setiap transaksi jual beli valuta asing, bank atau pedagang valuta gila (money changer) senantiasa menampilkan dua jenis nilai tukar (kurs), yakni kurs beli (buying rate/bid rate) dan kurs jual (selling rate/offer rate). Ini dipahami dengan perumpamaan two-way quotation, di mana masing-masing kurs memiliki kegunaan yang berlainan tergantung pada posisi pihak yang melakukan transaksi. Mari simak klarifikasi yang dikutip dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) goresan pena Nana Supriatna dkk serta Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa goresan pena Boy Loen dan Sonny Ericson berikut ini!
Kurs Beli (Buying Rate / Bid Rate)
Kurs beli yakni harga yang dipakai oleh bank atau money changer untuk berbelanja mata duit gila dari nasabah. Dalam konteks ini, bank berperan selaku pihak yang berbelanja valuta asing. Kurs ini berlaku di saat kau menukarkan mata duit gila yang kau miliki menjadi rupiah.
Secara teknis, kurs beli yakni harga di saat quoting bank (pihak yang menegaskan harga di pasar valuta asing) bersedia berbelanja mata duit gila terhadap mata duit lain. Sebaliknya, bagi calling bank (pihak yang mengikuti harga pasar), kurs beli yakni harga di saat mereka bersedia melepas mata duit yang dimilikinya untuk ditukarkan dengan mata duit lain yang ditetapkan oleh quoting bank.
Dengan kata lain, apabila kita tiba ke bank dengan menenteng dolar AS dan ingin menukarkannya ke rupiah, bank akan berbelanja dolar kau dengan menggunakan kurs beli yang mereka tetapkan.
Kurs Jual (Selling Rate / Offer Rate)
Sebaliknya, kurs jual yakni harga yang dipakai oleh bank atau money changer untuk memasarkan mata duit gila terhadap nasabah. Kurs ini berlaku di saat kau menukarkan rupiah yang kau miliki menjadi mata duit asing, umpamanya dolar AS, euro, atau lainnya.
Kurs jual yakni harga di saat quoting bank bersedia memasarkan sebuah mata duit gila terhadap mata duit lain. Sementara itu, dari sudut pandang calling bank, ini yakni harga di saat mereka bersedia berbelanja mata duit gila dari quoting bank.
Jadi, apabila kau hendak berbelanja dolar dari bank menggunakan rupiah, kurs jual yakni nilai tukar yang mau digunakan. Karena bank memasarkan mata duit gila terhadap kamu, maka harganya umumnya lebih tinggi dibandingkan kurs beli. Selisih ini menjadi laba bagi pihak bank.
Perbedaan utama antara kurs beli dan kurs jual terletak pada arah transaksinya dan siapa yang menjadi pihak pedagang atau pembeli. Kurs beli berlaku di saat kau memasarkan mata duit gila (dan pihak bank membeli), sedangkan kurs jual berlaku di saat kau berbelanja mata duit gila (dan pihak bank menjual).
Nilai kurs beli senantiasa lebih rendah dibandingkan dengan kurs jual. Ini yakni prinsip lazim dalam jual beli valuta gila sebab menjadi dasar dari laba operasional bank dan money changer.
Cara Menghitung Kurs
Dalam transaksi valuta asing, terdapat dua jenis kurs utama yang digunakan, yakni kurs beli dan kurs jual. Pemahaman terhadap kedua jenis kurs ini penting biar tidak salah dalam mengkalkulasikan jumlah duit yang diterima atau dibayarkan di saat menukar mata duit asing. Mari kita simak cara menghitungnya sebagaimana diterangkan dalam buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) goresan pena Nana Supriatna dkk berikut ini!
Kurs Beli
Kurs beli dipakai di saat seseorang memasarkan valuta gila terhadap bank atau money changer. Artinya, orang tersebut memiliki mata duit gila dan ingin menukarkannya dengan rupiah. Karena bank yang berbelanja valuta gila dari nasabah, maka kurs yang dipakai yakni kurs beli.
Contoh urusan kurs beli:
Dina menerima kiriman duit dari saudaranya di mancanegara sebesar USD 1.000. Saat itu, kurs beli dolar yakni Rp 16.250 per USD 1. Karena Dina ingin menukarkan dolar ke rupiah, maka kurs beli yang berlaku.
Perhitungan:
USD 1.000 Ã Rp 16.250 = Rp 16.250.000
Dina akan menerima duit sebesar Rp 16.250.000 dalam bentuk rupiah.
Kurs Jual
Kurs jual dipakai di saat seseorang berbelanja valuta gila dari bank atau money changer. Dalam hal ini, orang tersebut memerlukan mata duit gila dan akan mengeluarkan duit dengan rupiah. Karena bank yang memasarkan mata duit asing, maka kurs jual yang digunakan.
Contoh urusan kurs jual:
Riko bertujuan pergi ke mancanegara dan memerlukan USD 500. Saat itu, kurs jual dolar yakni Rp 16.600 per USD 1. Karena Riko berbelanja dolar dari bank, kurs jual dipakai dalam perhitungan.
Perhitungan:
1 USD = Rp 16.600 , USD 500 = Rp 8.300.000
Riko mesti mengeluarkan duit sebesar Rp 8.300.000 untuk menerima USD 500
Setelah menyimak klarifikasi di atas, apakah kau sudah mengetahui perbedaan kurs jual dan kurs beli, detikers?
jogkurs jualkurs beliperbedaan kurs jual dan kurs belifungsi kurs jual dan kurs belicara mengkalkulasikan kurs jual dan kurs beli