
Syair Puisi Hari Santri Nasional menjadi fasilitas yg paling menjamah hati, alasannya bisa menggambarkan semangat juang, pengorbanan, dan pengabdian para santri lewat keindahan kata-kata.
Dengan bait-bait yang indah, Syair Puisi Hari Santri Nasional tidak cuma mengungkapkan sanjungan terhadap santri, namun juga mengajak kita semua merenungkan nilai-nilai usaha dan pengabdian yang mereka lakukan. Puisi-puisi ini juga menjadi simbol apresiasi atas bantuan para santri dalam menjaga kemerdekaan, menjaga moral bangsa, dan menjadi ujung tombak dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara.
Kumpulan Syair Puisi Hari Santri Nasional
Berikut yaitu kumpulan Syair Puisi Hari Santri Nasional yang sarat makna dan menjamah hati dirangkum dari situs Kementerian Agama RI dan situs MTs Miftahul Ulum 2.
1. Puisi Hari Santri Nasional: Pesantren Ku
Karya: Kamaruddin Amin
Pesantren, tugasmu belum usai,
Dari rahimmu lahir pencerah-pencerah negeri,
Dari dirimu terpancar sinar-sinar Ilahi,
Dari dirimu kemanusiaan dan ketuhanan, melebur menjadi sosok-sosok panutan,
Kau kolam mata air bening yang mengalirkan hidayah dan pencerahan Ilahi yg tidak bertepi,
Pesantren ku,
Islam kamu Indonesiakan, Indonesia kamu pancasilakan, Pancasila kamu Islamkan,
Jiwa ragamu merah putih, semangat mu Allahu Akbar,
Kau sungguh-sungguh Indonesia,
Pesantren ku,
Keragaman Indonesia kamu muliakan,
Jatidiri bangsa kamu bela hingga final nafas mu,
Islam Indonesia kamu bahanakan,
Menggelegar ke pelosok nusantara,
Menggema di saantero negeri
Pesantren ku,
Kau takpernah silau, tak pernah tertipu oleh proposal kebahagiaan sunyi
Dari sampah-sampah simbolisme visual,
Yang tercerabut dari akar realitas yang meninabobokan,
Kau istiqomah memutuskan kesederhanaan,
Kesederhanaan haqiqi yang membahagiakan,
Kebahagiaan yang dirihoi oleh yang maha sederhana,
Pesantren ku,
Air mata benih itu selalu mengalir mencerahkan, mencahayakan hakekat kearifan,
Kau penjaga gawang nasionalisme negeri ini,
Kau perawat budaya luhur bangsa ini,
Kau pembimbing suci keimanan umat ini,
Kau tak goyah dihempas angin ribut globalisasi,
Tak tergilas arus modernisasi,
Tak lekang oleh panas,
Tak lapuk oleh hujan,
Karena ayat-ayat suci dan sunah nabi senantiasa menjadi tarikan nafas suci mu,
Pesantren ku,
Kau tidak boleh sembunyi di lorong-lorong sunyi peradaban dan terkurung oleh ruang dan waktu,
Kau tidak boleh menjadi penonton cemburu,
Kau mesti bertengger di pusaran peradaban,
Karena hakekatnya, kamu merupakan peradaban itu sendiri,
Pesantren ku
Kau mesti jadi pengendali peradaban,
Teguh tidak mengalah nafaskan Islam Indonesia
Sumbangsih mu tak terbilang, walau bagianmu terbatas,
Karena keikhlasanmu tidak berujung
Darah, nyawa telah kamu hibahkan untuk memerdekakan,
Kau mesti mengisi kemerdekaan
Tunjukan jati dirimu,
Cahayakan kebenaran,
Tugasmu belum usai,
Pesantren ku.
2. Puisi Hari Santri Nasional: Sarung Santri
Karya: Gus Nas
Menjelang 10 November yang menjadi arus balik sejarah tanah air ini
Ketika Proklamasi Kemerdekaan terus diuji oleh jiwa pongah Jenderal Mallaby
Kaum santri dengan sarungnya berubah menjadi pagar berduri gampang-mudahan kolonial Belanda tak bisa menjajah lagi
Kota Surabaya tidak cuma menjadi bara api
Saat takbir dan zikir ratusan ribu santri berhadapan dengan mortir dan lapisan baja
Memanjatkan doa Bagimu Negeri Itulah prasasti paling suci dari bongkahan batu-batu sejarah yang sudah usang berdebu di negeri ini
Saat jihad dan shalawat berubah menjadi tali jagat yg menyebabkan Indonesia tetap selamat
Satu tekad dan kebulatan hati: Para Kyai dan Santri pantang berkhianat bagi Ibu Pertiwi
Hari ini tanggal 22 Oktober Kukenang kembali Resolusi
Jihad yg menggemuruh dan sarat makna Ketika jutaan santri sarungan itu begitu tulus menyayangi tanah air dan kebangsaaan Indonesia
Itulah kenapa Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari pantang berhenti berjuang sebelum bangsa ini sungguh-sungguh merdeka
Ditemani Kyai Wahab Chasbullah para Kyai Khos se Jawa-Madura Pekik takbir digemakan lewat bibir Bung Tomo yg gagah perkasa
Wahai santri-santri milenial dimana pun sekarang kalian berada
Jangan pernah kalian punggungi batu-batu prasasti dan buku sejarah kaum santri di tanah air kami ini
Sebab tidak mulai ada Indonesia kalau para santri cuma sibuk bersolek dan bermalas-malasan saja
Di tanganmu ada Kitab Kudus Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Jadikan sabar dan shalat itu selaku pilar peradaban
Berdiri kuat dalam amukan angin ribut kerakusan dan ketamakan
Selamatkan bangsa ini dari darurat narkoba dan syahwat kotor korupsi
Jadikan Kitab Jurumiyah selaku pedang melawan penjajah
Jadikan Kitab Imriti selaku pisau bedah untuk menajamkan ilmu dan pemikiran di dalam diri
Jadikan Kitab Alfiyah buat berkhotbah di zaman pongah dan jahiliyyah gampang-mudahan bawah umur bangsa tidak saling mencaci
Inilah saatnya kalian bergegas mencari dan mendapatkan makna keindonesiaan sejati
Sebab Kanjeng Nabi Muhammad telah mewanti-wanti mudah-mudahan kita jangan pernah berhenti membaca dan mencari ilmu hingga mati
Jadilah pemimpin yg berdiri kuat di atas kaki Rahmatan Lil ‘Alamin
Jadilah pedagang yg tidak pernah merugi dengan modal kejujuran dan tak pernah ingkar janji
Jadilah pendakwah yg tutur katanya menyejukkan dan menampilkan dalil aqli dan naqli yg pasti
Jadilah petani nelayan buruh atau profesi apa saja yg menampilkan faedah bagi insan dan memakmurkan bumi
Wahai Kaum Sarungan setanah air Indonesia Para santri yang berada di kota desa gunung lembah bahkan di mancanegara
Jadilah rantai emas bagi Ibu Pertiwi Sebagaimana rumus Mbah Hasyim Asy’ari dalam menjalankan hidup ini
Pada masa muda menjadi Sang Pencari Ilmu Setelah berilmu beriman dan bederma maka jadilah Sang Pemberani
Tegakkan kebenaran dan ajak berbuat baik dimanapun berada
Lalu jadilah Sang Pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga serta bagi Nusa dan Bangsa
Sebagai pemimpinan jagalah asumsi dan tindakan
Rawatlah kata-kata mudah-mudahan tidak menjadi fitnah ghibah dan menghasilkan luka bagi sesama
Lalu jadilah Sang Pemersatu Jangan pernah menjadi provokator dan menjalankan politik belah-bambu
Kibarkan Bendera Merah Putih dengan Panji Rahmatan Lil ‘Alamin di segala bumi dan langit NKRI
Merdeka! Merdeka! Merdeka! Allahu Akbar!!!
3. Puisi Hari Santri Nasional: Selamat Hari Santri
Karya: Tito Dhani Muharam
Selamat hari santri
Seluruh hariku dimulai dengan rapih
Diatur dan dididik dengan baik
Di suatu kawasan yang sungguh apik
Di di ketika hari masih gelap gulita
Saat seluruhnya masih terlelap dalam tidurnya
Ku paksakan tubuhku bagi terbangun
Demi mencari ganjaran baik di dunia
Ku kumandangkan Azan dari surau lawas yg masih berdiri kokoh
Tatkala bunyi azan dari lisanku menggema
Bangunlah setiap muslim dari tidurnya
Mulailah hari seorang santri dengan menjalankan salat
Tak lupa zikir dan berdoa terhadap sang Pencipta yg Maha Agung
Selamat Hari Santri
Setiap hariku senantiasa menimba ilmu, mengaji dan tak lupa mengabdi
Diajarkan bagi tunduk dan berbakti pada sang kiai
Demi mengharap berkah dan barokah dari ilmu yg kami raih
Diriku merupakan seorang santri
Kita tidak diarahkan cuma buat bersolek dan berpangku tangan
Kita merangkul kitab suci Al-Qur’an dan Hadits Nabi
Sebagai pedoman kami buat menjadi penerus bangsa yang bermoral dan berakhlakul karimah
Jalanku selaku santri
Hanya ingin menjadi faedah bagi orang yang lain
Bisa menerapkan ilmu islami dalam lembar-lembar kehidupan
Menjadi seorang pemimpin yg berpikiran bersih, pemberani dan berbudi luhur
Kuatkan ikatan sarungmu, mari kami berjuang buat memutus mata rantai kekacauan di Negara yg tersayang ini.
4. Puisi Hari Santri Nasional: Santri
Karya: Siti Khotijah Syarifah Wulan
Aku santri
Meninggalkan zona nyaman, demi menjangkau berkah sang rahman.
Aku santri
Hayati serba mandiri, tanpa orang renta yang mendampingi.
Aku santri
Serba nagntri, demi menyanggupi keperluan sehari-hari.
Aku santri
Air mataku usap sendiri, letih tetap jalani, walau mengeluh kadang ku kerjakan hari ke hari.
Aku santri
Tak cerdas bergaya alasannya sopan santun jadi yang utama.
Aku santri
Mengirit uang, gampang-mudahan berpulangan dompet masih tebal.
Aku santri
Menahan beratnya rindu, di saat keluarga jauh dariku.
Aku santri
Selalu menjumlah hari, di mana orang renta mulai menjumpai.
Aku santri
Berjuang melawan kebodohan, demi angan angan yg mesti dicapai.
Aku santri
Tetap bertahan, walaupun kerasnya pertemanan tidak jarang ku rasakan.
Aku santri
Dengan semangat membara, dan senantiasa di sertai do’a,
Aku bisa menolong penduduk melawan kerasnya final zaman,
Di mana doktrin islam mulai runtuh tidak karuan, kalau bukan kalian? Siapa lagi?
So…..kembali ke niat awal, bukan cuma untuk tidur dan makan.
Jadikanlah jihad fi sabilillah niat utama bukan hanya omongan semata,
Kibarkanlah semangatmu,
Tunjukkan jati dirimu,
Allah akan senantiasa menyertai langkahmu.
5. Puisi Hari Santri Nasional: Perjuangan Santri
Karya: Ahmad Zaini
Alam bersaksi
Semangat perjuangan
Dikobarkan dari bilik santri
Hati terbuka
Kaki melangkah
Tangan mengepal
Mengangkat senjata
Mulut bertakbir
Demi kebenaran
Mengikis habis
Antek penjajah
Yang mencengkeram kedaulatan bangsa
Air mata, keringat, dan darah
Menetes di medan perang
Nyawa syuhada
Menjadi kekuatan
Memukul mundur penjajah
Hingga bangsa ini terbebas
Dari cengkeraman para prajurit asing
Alam bersaksi
Santri di garda depan
Bersama rakyat
Merebut kemerdekaan
6. Puisi Hari Santri Nasional: Kesejatian Santri
Karya: Ahmad Zaini
Santri punya nilai dan makna
Dalam sendi-sendi kehidupan
Santri bukan sekadar identitas
Santri bukan jargon semata
Ada nilai di setiap ucapan
Ada uswah hasanah dalam perilaku
Ada tuntunan di setiap hembus napasnya
Santri panji beragama
Bersosial, dan bernegara
Santri simbol keharmonisan hidup
Duniawi dan ukhrawi
Tanamkan kesantrian
Dalam berperilaku
Sematkan kesantrian
Dalam kehidupan
Agar cahaya ilahi
Senantiasa menerangi hati
7. Puisi Hari Santri Nasional: Purnama di Separuh Bulan
Karya: Ahmad Zaini
Dari Balik Dampar Santri Mengaji
Mengurai Kata Dan Makna Kitab Kuning
Ilmu Diendapkan Dan Ditirakati
Agar Cahaya Yang Dipancarkan Suci
Setiap Malam Santri Bermunajat
Sebagai Media Pengakuan Dosa Dan Khilaf
Serta Permohonan
Mata Terjaga
Jemari Memutar Tasbih
Mulut Mengucap Kalimat Thayyibah
Agar Jiwanya Semakin Dekat Kepada Allah
Ketika Santri Berada Di Tengah Masyarakat
Santri Nir Berdiam Diri
Mengamalkan Ilmu
Perjuangan Membangun Nilai-Nilai Ilahi
Mengangkat Prestise Kemanusiaan
Agar Menjadi Manusia Sejati
Santri Penghias Kehidupan
Laksana Purnama
Di Separuh Bulan
8. Puisi Hari Santri Nasional: Jika dan Mengapa
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin
Jika berkata mengapa berdusta,
Jika bertutur mengapa tidak jujur,
Jika diandalkan mengapa memperdaya,
Jika berjanji mengapa tak ditepati.
Jika memberi mengapa berharap materi kembali,
Jika bederma materi mengapa berharap puji,
Jika mendapatkan puji mengapa jadi lupa diri,
Jika suka lupa diri mengapa tak konsentrasi saja urus diri sendiri,
Jika tidak diberi amanah mengapa menjadi marah,
Jika dikritik mengapa menghardik,
Jika tidak punya kuasa mengapa malah jumawa,
Jika memperoleh mandat mengapa merasa paling berdaulat,
Jika nyatanya kosong, mengapa kata-katanya sombong,
Jika tak bersisi mengapa banyak aksi,
Jika merasa tidak berkualitas mengapa tak hendak berguru,
Jika tak berilmu mengapa sok tau,
Ohoy, kalau mau mengukir sejarah, mengapa cuma piawai berkeluh kesah,
Ohoy, Jika mau ubah kondisi negeri, mengapa cuma agresi berpuisi.
9. Puisi Hari Santri Nasional: Banyak dan Sedikit
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin
Begitu banyak orang cuma sedikit yang berjulukan manusia
Begitu banyak insan hanya sedikit yang bagus tutur katanya
Begitu banyak yang bagus tutur katanya hanya sedikit yg cocok dengan perilakunya
Begitu banyak yang tutur katanya sesuai dengan perilakunya, cuma sedikit yang meneladaninya
Dan terlalu banyak meneladaninya cuma sedikit yang tulus melakukannya
Wahai Zat yang tak berbilang, Begitu banyak namun cuma sedikit
10. Puisi Hari Santri Nasional: Agama, Konstitusi dan Kita
Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin
Bagaimana posisi agama dalam konstitusi kita,
Mari kalian simak bersama
Kemerdekaan kami diraih berkat rahmat Allah yg Maha Kuasa,
Penyelenggara negara kita bersumpah sesuai agamanya di ketika mengawali kerja
Sistem peradilan kita, melingkupi 4 yg salah satunya peradilan agama,
Pengaturan pelaksanaan hak asasi insan bisa dibatasi undang-undang atas pertimbangan agama
Tujuan pendidikan nasional kami mengembangkan iman takwa dan sopan santun mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
Ilmu wawasan kita dimajukan dengan menjunjung tinggi nilai agama
Dan Negara kalian, negara kalian berdasar ketuhanan yg maha esa
Tapi mengapa?
Mengapa prahara masih saja bareng kalian,
Mungkin alasannya agama masih di kata-kata,
Mungkin alasannya agama belum berubah menjadi konkret menjadi tindak kita
11. Puisi Hari Santri Nasional: Puisi Hari Santri
Karya: Azharis
Pagi hari yg cerah
Langit biru jelas benderang
Kita memperingati hari santri
Untuk mereka yg mulia dan hebat
Santri yaitu penerus bangsa
Dalam menjaga keutuhan negara
Mempertahankan agama dan budaya
Menjadi garda terdepan dalam perjuangan
Mereka berguru agama dan ilmu dunia
Mempersiapkan diri buat masa depan
Menjadi orang yang berfaedah bagi bangsa
Menjadi contoh dalam kehidupan nyata
Santri merupakan sosok yang inspiratif
Rela meninggalkan keluarga dan rumah
Untuk berguru di pondok pesantren
Mempersiapkan diri menjadi insan sejati
Dalam kehidupan yang terbaru ini
Santri berperan sungguh penting
Menjaga nilai-nilai luhur bangsa
Menjaga keutuhan negara dan agama
Kita berterima kasih pada para santri
Yang telah menjaga keutuhan bangsa
Mempersiapkan diri menjadi orang yg bermanfaat
Dalam menghadapi masa depan yg sarat tantangan
Teruslah berjuang demi masa depan
Santri hebat, contoh bangsa
Kita bantu-membantu menjangkau cita-cita
Membangun Indonesia yg lebih sejahtera
12. Puisi Hari Santri Nasional: Santri
Karya : Nur fadilah Achmad
Wahai engkau seseorang yg bertaqwa
Pantang semangatmu buat mencari jalan ridho allah yang benar dan lurus
Wahai engkau seorang santri
Engkau senantiasa semangat dengan apa yang diperintah oleh Allah
Dan engkau senantiasa menjauhi larangan Allah
Engkau pun patuh pada al-Qur’an nan mulia
Wahai santri
Engkau senantiasa semangat
Padahal dari pagi hingga sore kegiatanmu senantiasa padat
Wahai para pejuang di jalan ridho Allah
Selamat Merayakan Harimu.
13. Puisi Hari Santri Nasional: Jihad Santri
Karya : Nur Thalita Safa
Sebuah usaha yg memilukan
Bukti konkret pada masa yang silam
Resolusi jihad para pejuang
Merebut kembali suatu perdamaian
Nyawa tidak mereka hiraukan
Apapun mereka lakukan
Demi nama ilahi yang kita agungkan
Demi nama baik kita, para santri dan Kyai
Demi menuntun kalian ke nirwana nanti
Lihat lah ke belakang
Model lah mereka, para pejuang
Pertahanan negara dan agama
Ada dalam genggaman
Sadarkah yg kalian lakukan?
Ayo mulai berjuang
Bersama menjadi santri
Mari wujudkan mimpi
Bangun kembali negeri
14. Puisi Hari Santri Nasional: Santri
Karya : Rifatul Aulia R.
Matahari masih belum menampakkan sinarnya
Terbangun alasannya sudah menjadi kebiasaannya
Lalu mengambil Al-Qur’an dan membacanya
Dengan semangat dan kerja keras
Tanpa adanya orang tua
Tapi mereka memantapkan hatinya
Setiap seperempat malam bermunajat terhadap Allah
Memohon ampunan seraya berdoa
Mengutarakan isi hatinya
Memutar tasbihnya
Diisi dengan kalimat sholawat dan istighfar
Setiap harinya menggoreskan tinta hitam
Dengan selembar kertas putih
Selembar demi selembar menghafalinya
Ayat demi ayat dikenang olehnya
Tetap teguh hatinya
Walau zaman kian gila
Mereka malam makin memperteguh hatinya
Karna tanpa argumentasi yang menghasilkan beliau putus asa
Merekalah santri yang menjadi sanjungan bangsa
15. Puisi Hari Santri Nasional: Santri
Karya : Abdul Ghofur Ar-Rozi, S.E.
Dikatanya saya cuma berdiam diri saja
Sepi, tanpa warna nan tidak bersahaja
Bagai ayam dalam kandang belaka
Dikatanya saya dungu
Ini itu serba tak tahu
Kosong melompong kolam tahu kopong
Aku yang kamu sangka ini
Esok kan terpatri di hati pertiwi
Akulah pemegang tradisi
Penggiring pada islami
Perangkai jengkal demi jengkal
Tatanan hidup yang mulai dangkal
Akulah santri
16. Puisi Hari Santri Nasional: Dear Santri
Karya: Serli Adilia Agustin
Kau tidak kerasan berada di pondok?
Kau merasa tak bebas berada di pondok?
Kau merasa dirimu terkekang?
Tak bisa tidur puas
Tak bisa makan enak
Dan kalau kamu tidak mematuhi peraturan di kena sanksi
Tetapi, apakah di rumahmu ada sanksi?
Apakah kamu di rumah tak bisa tidur
Dan apakah di rumah kamu tidak nafsu makan
Tak mungkin!!
Tetapi apakah kalian pernah berfikir
Begitu banyak orang diluar sana ingin merasakan
Bagaimana rasanya menjadi santri
Maka jadilah engkau santri yang baik,
Patuh terhadap peraturan
Dan jadilah santri yg mempunyai fungsi esok hari bagi masyarakat
17. Puisi Hari Santri Nasional: Aku Santri
Karya : Lailatul Masruroh
Diamku menjadi santri
Hanya menyerupai ‘dibully’
Harapanku menjadi santri
Hanya untuk barakah kiai
Santri..
Nir mulai pernah merasa letih
Untuk ilmu yang ingin ia raih
Santri..
Dialah yg memiliki cita-cita
Meraih ridho ilahi
Dan aku santri..
Bangunku pagiku hanya untuk mengaji
Bukan buat sekadar menyesap pahit dari secangkir kopi.
18. Puisi Hari Santri Nasional: Puisi Santri
Karya: Syaikhuna
Abad ke 14 yg dulu
Negara indonesia melahirkan namamu
Di pondok pesantren yg dipimpin para ulama
Tempat pendidikan di Indonesia yang pertama
Wahai muslimin muslimat
Pondok pesantren indikatornya ilmu agama
Belajar di pondok jangan di anggap ortodok
Memasuki pesantren jangan di anggap kurang keren
Menjadi santri mulai menjadi orang yang berarti
Ingatlah.
Tercatat dalam sejarah lembaran
Pada di saat negara kita dijajah
Santri berjuang fisabililah
Mengumandangkan takbir kalimatullah allahuakbar
Wahai Santri
Kader tunas para ulama ada padamu
Sumber daya insan andalanmu
Manusia seutuhnya pembangunanmu
Nun jauh di sana
Samudra kebahagiaanmu
Niat yang bagus servis bahteramu
Nun .. jauh di sana puncak kebahagiaanmu
Amal sholeh dan takwa itu bekalmu
Santri nama yang antik
Jagalah baik baik mudah-mudahan menjadi orang yg baik
Hiasilah dirimu dengan sopan santun yang mulia
Buanglah dari sopan santun yang tercela
Sucikanlah jiwamu dari noda dan dosa
Demi bagi tercapainya cita cita
Wahai santri
Berjuanglah hadapi tantangan
Bersabarlah dalam menghadapi cobaan
Istiqomahlah berguru pengetahuaan
Mari… Maju.., tampil kedepan
Untuk menuju kebahagiaan yang gilang gemilang…
Berikut semua adalah Syair Puisi Hari Santri Nasional yang menjamah hati Syair Puisi Hari Santri Nasional