
“Nggak besar lengan berkuasa sama sekali, nggak berpengaruh,” ujar Lolak di ketika dihubungi detikBali, Senin (18/11/2024).
Sebelumnya, sederet artis nasional turun gunung bagi meng-endorse Mulia-PAS. Beberapa artis yang Dukung Mulia-PAS, yakni Raffi Ahmad, Gading Marten, Ria Ricis, Inara Rusli, Harris Vriza, sampai Celine Evangelista.
Menurut Lolak, penduduk Bali tidak begitu kepincut dengan kemunculan artis-artis nasional ke Pulau Dewata.
“Masyarakat Bali meskipun tidak ada pilgub, artis-artis nasional datang ke Bali ya tidak (tertarik). Makanya artis-artis bahagia tiba ke Bali, merasa tenteram sebab tidak terlampau jadi sorotan,” imbuh Ketua DPD Hanura Bali itu.
Singgung Dialog Kebangsaan di Undiknas
Lolak lantas menyinggung Mulia-PAS yg tidak hadir dalam Obrolan Kebangsaan yang digelar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) beberapa hari dulu. Seharusnya, beliau berujar, paslon kepala daerah-wakil kepala daerah berani mengunjungi para mahasiswa untuk menyodorkan visi-misi pembangunan Bali ke depan.
“Sekarang ini kan permasalahan politik, permasalahan memimpin Bali. Jangan cuma bisa mendatangkan artis, konser-konser,” kata Lolak yg terkenal selaku komedian Bali sebelum menekuni ke dunia politik itu.
“Tapi seandainya jikalau mendatangkan artis, ya diimbangi berani tiba debat, menyodorkan visi-misi di depan generasi muda. Itu yg paling sempurna menurut saya,” pungkasnya.
Sebelumnya, paslon nomor urut 1 Mulia-PAS memperoleh pemberian dari sejumlah artis dan pemengaruh atau influencer menyerupai Raffi Ahmad, Gading Marten, Ria Ricis, Inara Rusli, Harris Vriza, sampai Celine Evangelista. De Gadjah berharap pemberian dari para selebritis itu bisa memukau bunyi dari penggemar mereka, khususnya generasi muda di Bali.
“Kami mulai selalu semangat buat usaha ini, sedikit lagi,” ujar De Gadjah di Denpasar, Minggu (17/11/2024).
Ad interim itu, Raffi Ahmad menyebut De Gadjah selaku salah sesuatu kader terbaik Partai Gerindra. Dia menganggap De Gadjah bisa memimpin Bali ke depan.
“Intinya singkatnya, kini presiden kalian siapa namanya? Pak Prabowo itu punya partai namanya Gerindra. Makara sebelah kiri aku yaitu salah satu kader putra terbaik dari Gerindra, yakni merupakan Bli De Gadjah,” ungkap Raffi di saat jumpa influencer bareng kandidat kepala tempat (cakada) se-Bali yg diusung Gerindra, di Denpasar, Minggu.
Pengamat Sebut Upaya Memecah Pemilih
Pengamat politik Universitas Udayana (Unud) Efatha Filomeno Borromeu Duarte menatap digandengnya sejumlah artis nasional selaku upaya inovatif Dukung Mulia-PAS bagi memukau perhatian pemilih. Selain itu, hal ini juga selaku upaya bagi memecah bunyi pemilih.
Terutama, terhadap pemilih yang belum menyeleksi pilihan (undecided voters). Selain menggaet undecided voters, taktik ini juga digunakan bagi meraih pemilih yang disebut masih berada dalam klasifikasi asumtif, pemilih gres (new voters), dan pemilih milenial.
“Langkah ini merefleksikan upaya inovatif untuk memukau perhatian pemilih. Tetapi juga memecah bunyi pemilih yg belum menyeleksi pilihan (undecided voters) serta mereka yg masih berada dalam klasifikasi asumtif juga milenial,” ujar Efatha, Senin (18/11/2024).
Efatha menuturkan taktik ini sekaligus buat menantang dominasi paslon lain yang dinilai masih kuat. Untuk diketahui, paslon nomor urut 2, Wayan Koster yaitu mantan gubernur Bali. Sementara pasangannya, I Nyoman Giri Prasta merupakan Bupati Badung.
“Dan menantang dominasi dua tokoh kokoh itu,” imbuhnya.
Adopsi Pola Kampanye KIM di Pilpres
Dosen Ilmu Politik Unud itu menatap kampanye Mulia-PAS yang melibatkan sederet artis papan atas itu mengadopsi teladan kampanye Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada pilpres dahulu. Bahkan, kampanye yang disebutnya bombastis itu mendatangkan sejumlah elemen strategis.
Pertama, imbas trickle-down dari kampanye nasional. Sebelumnya, KIM sukses menggaet perhatian generasi muda sehingga sanggup mengungguli pilpres. Hal ini dibutuhkan sanggup menampilkan imbas nostalgia pada pilgub Bali mendatang.
“Harapannya, teladan ini menciptakan imbas nostalgia, bagaimana kemenangan Prabowo di tingkat lokal, utamanya di beberapa daerah di Bali,” jelasnya.
Selanjutnya, merupakan imbas bandwagon dan amplifikasi digital. Menurutnya, kemunculan artis dengan pengikut besar di media lazim sanggup menampilkan imbas amplfikasi yg signifikan.
Terutama, meraih pemilih muda yg aktif berselancar di media sosial. Para artis tersebut dinilai sanggup merubah algoritma sosial media sampai beberapa hari ke depan.
“Memberikan imbas amplifikasi yang signifikan, meraih pemilih muda yg aktif di dunia digital. Kedatangan mereka akan merubah algoritma sosmed penduduk sampai berapa hari. Strategi ini juga mempergunakan imbas bandwagon, mendorong pemilih buat merasa menjadi cuilan dari gerakan besar yang terkenal di sosial media,” jelasnya.
Karakter Pemilih Bali Unik
Disinggung perihal karakteristik pemilih di Bali, Efatha menyampaikan pemilih di Bali memiliki karakteristik yg unik. Pemilih di Bali disebut menggabungkan unsur modernitas dan tradisi.
Generasi muda, kata dia, mendominasi daftar pemilih di Bali. Namun di segi lain, penduduk Bali juga memperhatikan rekam jejak, sampai relasi kegiatan kerja dengan keperluan masyarakat.
“Pemilih di Bali memiliki karakteristik unik yang menggabungkan modernitas dan tradisi. Generasi muda, utamanya Generasi Z dan milenial, mendominasi daftar pemilih,” pandangnya.
Partisipasi pemilih yang meraih angka 83,34 persen di ketika pemilu 2024 dahulu, disebut selaku tanda kesungguhan dalam menyeleksi pemimpinnya lewat kontestasi politik.
lolakmulia-pasdukungan artispilgub balipilkada 2024headline pilkada 2024